Ada apa dengan cerita kita ?

Sebuah persembahan

Tepat jam 11 malam aku diajak kak ham untuk ditemani kerja di kota Pangkep saat itu aku betul-betul tidak ada kegiatan akademik untuk 3 hari kedepan dari pada bosan di kost selama tiga hari dengan kegiatan yang tidak menentu kuputuskan untuk ikut.

Kami berangkat malam itu juga dari Kota Daeng ke Maros kami istirahat ditempat adik-adik yang sedang melakukan praktek di sana. Karena kondisi jalan yang baik dan kurangnya kendaraan di malam hari mempercepat perjalanan kami untuk sampai di kota Maros. Setelah sampai di kota Maros kami disambut dengan hangat oleh adik-adik yang belum tidur malam itu setelah berbincang-bincang sebentar kami pun beranjak untuk istirahat agar bisa bangun di waktu pagi.

Setelah bangun, sarapan pagi sudah disiapkan oleh adik-adik tidak lupa kami mendokumentasikan momen yang sangat langkah itu karena kak ham jadi sasaran bulian pagi itu dikarenakan iya yang paling tua diantara kami semua, sangat hangat pagi itu. Setelah sarapan rencana aku ikut kerja digantikan oleh salah satu adik yang kebetulan tidak ada kegiatan hari itu, aku menetap di Maros sambil mempelajari kegiatan adik-adik. Setelah kak ham pulang dari tempat kerjanya  kami pun berdiskusi atas beberapa permasalahan yang dialami adik-adik disana, setelah berdiskusi berdua kami sertakan semua adik-adik dalam diskusi kami dengan begitu kami bisa menawarkan beberapa solusi atas permasalahan yang mereka hadapi baik masalah kelompok maupun individu.

Setelah lama berbincang-bincang seputar solusi dari permasalahan kelompok akhirnya kami mendapat titik terang. Jam sudah menunjukkan jam 11 malam kami mengubah topik pembicaraan, Melda memulai dengan kata kak saya belum tau diri saya atau lebih tepatnya iya sedang mencari jati dirinya. Bagiku di usianya yang masih 16 tahun menjelang 17 tahun waktu itu sangatlah sesuatu, di usia mereka jarang aku temukan yang mau mencari jati dirinya saat orang kuliah pun tidak jarang kita temukan banyak mahasiswa belum mengetahui dirinya, Aku berfikir begini buatlah dirimu capek dari semua hal, agar kau tau kapasitas dirimu dengan begitu kau akan mudah mengenalnya. Setelah perbincangan malam itu yang bisa dibilang cukup lama, aku mulai tertarik untuk mengenal Melda. Kami bercerita malam itu sampai jam 3 dini hari, tersisa tiga orang di ujung perbincangan kami aku, Melda dan Ahmad.

Setelah pagi tiba sekitar jam 7 kami dibangunkan oleh adik-adik untuk sarapan pagi bersama-sama, setelah sarapan aku putuskan untuk mandi lalu membuat kopi untuk menikmati pagi yang lumayan dingin bersama adik Pan dibelakang tempat mereka tinggal sambil bercerita pengalaman pendakian yang amat mendewasakan pengalaman. Tidak lama kemudian Melda ikut serta mendengarkan cerita tentang pengalaman yang telah mendewasakan diriku dari waktu ke waktu.

Tidak terasa waktu begitu cepat berjalan pagi itu hingga menyisakan kami dengan Pan di teras belakang dikarenakan Melda beranjak meninggalkan kami untuk mempersiapkan makan siang. Aku berinisiatif untuk membantu Melda membuat makan siang dengan begitu aku akan lebih cepat mengenal keseharian dan kebiasaan yang belum sempat iya ceritakan.

Setelah makan siang sudah siap diatas meja makan, kami kembali berkumpul untuk makan bersama sambil berdiskusi kecil di meja makan seputar kebiasaan yang baik dan buruk yang tidak jarang membuat kami ngakak. Makan siang yang sangat berkesan lagi-lagi aku temukan ditempat ini. Tak lupa aku ucapkan syukur kepada sang pencipta atas ke bahagiaan ditempat ini.

Tidur ditempat yang damai seperti ini sangatlah nyaman, aku memanjakan diri untuk banyak istirahat selama disini tidur siang yang mulai aku perbanyak kopi pengantar tidur pun sudah siap setelah makan siang, kusibukkan diri dengan membuka laptop untuk mengerjakan tugas akhir kuliah dimana tugas akhir ini adalah syarat untuk selesai atau tidaknya seorang mahasiswa dari sebuah Universitas.

Seusai mengerjakan beberapa bagian rasa bosan didepan laptop akhirnya muncul, mata yang serasa berat tangan yang mulai malas mengetik gumpalan asap yang perlahan mulai sedikit, kembali lagi aku tertidur di kamar kecil ini. Belum juga lama tertidur kak ham membangunkan aku dari tidur yang nyaman itu diajaknya aku pulang karena ada yang harus iya kerjakan di kota daeng malam ini. Setelah beberapa gombalan dari adik-adik serta beberapa masukan dariku kak ham akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal satu malam lagi disini.

Senjapun tiba menampakkan keagunannya di teras belakang kembali lagi aku duduk disana bersama melda yang tidak henti-hentinya memintaku untuk diceritakan pengalaman perjalanan soal alam liar. Kuajaknya iya belajar pada matahari yang gagah berani sebelum iya pergi menyisakan gelap, maksudnya gimana kak ? kalau kamu lihat matahari di sore hari kau mungkin akan sangat kagum akan keindahannya sebelum iya tenggelam tapi bagaimana setelah iya tenggelam ? iya kan sangat menakutkan adek, sunyinya, gelapnya, akan membuat kita merasa sendiri tanpa mengenal siapa-siapa disekitar.

Hanya untuk melihatnya pergi menyisakan gelap yang teramat menakutkan bagi iya yang tidak dapat menikmatinya. Lagi-lagi pelajaran yang diciptakan alam untuk kita bahwa dibalik keindahan yang teramat sangat, ada sebuah rahasia yang tidak mampu dijelaskan dengan kata tapi mampu dirasakan oleh hati.



Sabar ya untuk lanjutannya

kalau kalian suka jangan lupa tinggalkan komen, like dan bantu Share biar teman-teman pada tau  🙏🙏🙏


Zulkarnain



Komentar